Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat dr. R. Nina Susana
Dewi, Sp.PK(K)., M.Kes., MMRS., mengingatkan pentingnya prioritas kesehatan
remaja secara jasmani dan rohani dalam kegiatan gathering Forum Osis Jawa Barat (FOJB) yang bertempat di Telkom
University Jalan Telekomunikasi No. 1 Kabupaten Bandung, Sabtu (21/5/2022).
Dalam pemaparannya
terkait materi tersebut, beberapa upaya kesehatan pada remaja dilakukan melalui
Puskesmas PKPR yang memiliki pelayanan seperti klinis medis, Komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE) kesehatan, konseling, pendidikan keterampilan hidup
sehat, dan rujukan. Sedangkan pelayanan di luar gedung puskesmas meliputi Usaha
Kesahatan Sekolah (UKS), penerapan model sekolah/ madrasah sehat, pembinaan
kesehatan di panti/ lapas, dan posyandu remaja.
KIE mengenai kesehatan
remaja terdiri dari kemampuan psikososial, pola makan dan gizi seimbang,
aktivitas fisik, pubertas, kesehatan reproduksi, kestabilan emosi, pencegahan
kehamilan dan kontrasepsi serta HIV/ AIDS.
Selama masa pandemi
Covid-19 upaya pelayanan kesehatan pada siswa usia sekolah dan remaja mengalami
penyesuaian seperti pelayanan di tingkat puskesmas, peningkatan media KIE
terkait pencegahan Covid-19, pemanfaatan teknologi informasi untuk pemantauan
kesehatan, dan optimalisasi peran keluarga, nakes, guru dan masyarakat dalam
memutus rantai penularan Covid-19.
Sementara dalam materi
kesehatan rohani, Kadinkes memaparkan data dari Our World in Data Oxford
University Tahun 2017 yang memeperkirakan 792 juta atau 10.7% orang hidup dalam
gangguan jiwa.
Dalam kondisi tersebut,
perlu peningkatan pengetahuan dan kewaspadaan terkait kesehatan jiwa,
peningkatan akses layanan, dan penatalaksanaan yang efektif.
“Upaya promotif preventif
sepanjang rentang usia, meningkatkan layanan kesehatan jiwa di layanan primer,
kemitraan dan permberdayaan, upaya kesehatan berbasis masyarakat serta upaya P2
penyalahgunaan NAPZA menjadi beberapa kebijakan yang dapat dilakukan untuk
mencapai kualitas hidup yang baik,” kata Kadinkes.
Peningkatan layanan kesehatan jiwa menurut
Kadinkes Nina dapat dilakukan dengan strategi penambahan jumlah puskesmas
dengan layanan jiwa dan kompetensi tenaga kesehatannya serta optimalisasi
ketersediaan obat.
“Strategi dalam upaya
kesehatan berbasis masyarakat dapat dilakukan secara mandiri melalui
partisipasi rakyat,” tutupnya.