Skip to content

Berita

Peningkatan Kapasitas Petugas dalam Pengelolaan Program Gizi Mikro

Congue iure curabitur incididunt consequat

Jawa Barat mengalami triple burden malnutrition yakni menghadapi masalah undernutrition (gizi kurang, pendek/stunting, dan kurus), di sisi lain juga dihadapkan masalah overnutrition, yaitu masalah obesitas atau kegemukan, dan masalah kekurangan gizi mikro.

Maka dari itu, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat bersama Nutrition Internasiola menyelenggarakan pelatihan peningkatan kapasitas petugas Program

 

Gizi Mikro (Suplementasi TTD Ibu Hamil, Vitamin A, dan Pengobatan Balita Diare dengan Oralit dan Zink) di Provinsi Jawa Barat.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana Dewi turut hadir memberikan sambutan dalam kegiatan ini di Ruang Hortensia, Hotel Grand Tjokro, Kota Bandung, Selasa (13/9/2022).

 

Berdasarkan keterangannya, status gizi balita indonesia (SSGBI) tahun 2019, prevalensi stunting dan wasting pada balita di Jawa Barat sebesar 26,21% dan 6,6% dan mengalami penurunan dari menjadi 24,50 % dan 5,3% pada tahun 2021.

 

“Berdasarkan studi status gizi indonesia (SSGI). Masalah stunting di Jawa Barat termasuk dalam kategori tinggi,” katanya.

 

Prevalensi gizi buruk dan gizi lebih pada balita berdasarkan hasil riskesdas tahun 2018 di Jawa Barat adalah 3,2 dan 8,7%. Masalah gizi lebih di Jawa Barat termasuk dalam kategori sedang karena berada di range 5-<10% (who 2019).

 

“Selain itu, masalah kekurangan gizi mikro di Jawa Barat salah satunya adalah masih tingginya prevalensi anemia baik pada ibu hamil maupun kelompok remaja putri,” tambahnya.

 

Anemia pada kelompok remaja putri berdasarkan baseline survei nutrition internasional (NI) di Jawa Barat  tahun 2018 tergolong tinggi 41,93% dan anemia pada ibu hamil di jawa barat berdasarkan hasil laporan rutin dari kabupaten kota pada tahun 2020 sebesar 8,03% menjadi masalah kesehatan masyarakat dalam kategori rendah.

 

Sementara prevalensi diare menurut diagnosis oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat atau bidan) di provinsi Jawa Barat berdasarkan Riskesdas tahun 2018 sebanyak 7,43%, sedangkan prevalensi menurut diagnosis oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat atau bidan) atau gejala yang pernah di provinsi Jawa Barat berdasarkan Riskesdas tahun 2018 sebanyak 7,43%.

 

“Kami mengapresiasi kepada Nutrition Internasiola melalui program bisa yang menginisiasi tersenggaranya kegiatan ini kami harapkan melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kapasitas petugas di tingkat kabupaten/kota dalam implementasi program  suplementasi TTD untuk ibu hamil, suplementasi vitamin A, dan penanganan diare pada anak menggunakan oralit dan zink sebagai upaya percepatan perbaikan gizi di Jawa Barat khusunya stunting yang menjadi program prioritas nasional,” ujarnya.

 

Cakupan implementasi  program pemberian , vitamin pada balita di Jawa Barat tahun 2021 sebanyak 93,2%, cakupan pemberian tablet tambah darah tahun 2021 sebanyak 92,4% namun belum diketahui berapa % yang benar-benar dikonsumsi oleh ibu hamil sehingga diperlukan upaya untuk pemabtauan konsumsi TTD pada ibu hamil dan pencatatan pelaporannya sehingga dapat di evaluasi sejauh mana keberhasilan programnya. Sedangkan cakupan pemberian TTD pada remaja putri sebanyak 25,2% dan cakupan remaja puteri yang mengkonsumsi ttd hanya sebesar 16,7%.

 

Persentase Puskesmas melaksanakan tatalaksana diare sesuai standar di kabupaten/kota Provinsi Jawa Barat tahun 2021 baru mencapai 74% sedangkan persentase cakupan pelayanan diare balita kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat tahun 2021 baru mencapai 24,59%.

 

“Berdasarkan data capaian  tersebut masih perlu penguatan untuk meningkatkan kapasitas petugas di tingkat kabupaten/kota dalam implementasi program  suplementasi TTD untuk ibu hamil, suplementasi vitamin A, dan penanganan diare pada anak menggunakan oralit dan zink sehingga implementasi program berjalan optimal dan cakupan program dapat mengingkat. Karena berdasarkan hasil kajian lancet cakupan program akan berdampak jika mencapai 90%,” tutupnya.


 

Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat

dr. R. Nina Susana Dewi, Sp.PK(K)., M.Kes., MMRS

Berita Lain

Close
Close