Skip to content

Berita

Hadir di Forum Internasional, Kadinkes Jabar Paparkan Upaya Jabar Kendalikan ISPA

Congue iure curabitur incididunt consequat

KOTA BANDUNG— Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jawa Barat Vini Adiani hadir dalam forum Internasional “RESPIRE” yang merupakan kerja sama antara The University of Edinburgh dengan beberapa negara yang terlibat termasuk Indonesia yang salah satunya bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran.


Bertemakan “How can we reduce the number of deaths and wider health and societal impacts from respiratory diseases in Asia?”, acara ini diselenggarakan di Kota Bandung dan Jakarta selama dua hari 26-27 September 2023.


Dalam acara tersebut, Kadinkes Vini memaparkan materi tentang pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Jawa Barat.


Menurutnya, pembinaan dan pengendalian penyakit ISPA di Jawa Barat akan dan telah dilakukan di seluruh Kabupaten/ Kota di Jawa Barat dan fasilitas pelayanan kesehatan primer daerah seperti Puskemas.

“Kabupaten/ Kota melakukan kolaborasi dengan RS/ puskesmas di wilayahnya,” katanya.


Lebih lanjut ia mengatakan kegiatan pengendalian ISPA di Jabar tahun 2023 meliputi:

  • Pembinaan dan Pengendalian Penyakit ISPA 

  • Konsultasi Teknis P2 ISPA ke Pusat

  • Monitoring RS Mampu Tatalaksana Pneumonia 

  • Pertemuan Peningkatan Kapasitas Petugas ISPA

  • Bimbingan Teknis Program Pneumonia dan ISPA Lainnya


“Salah satu kegiatan yang dilakukan di Kabupaten/ Kota adalah bekerja sama dengan RS dan Klinik swasta untuk pengumpulan data pneumonia di wilayahnya,” ujarnya.


Data yang dimiliki Dinkes Jabar, kasus pneumonia di Jawa barat hingga Agustus 2023 sekitar 1.8 juta kasus yang mencakup berbagai usia mulai dari 0 hingga lebih dari 60 tahun.


Menurut Dokter Speisalis Paru RSUD Al Ihsan Jawa Barat, Widi, seseorang bisa terkena ISPA saat daya tahan tubuh di saluran napas menurun atau jumlah kuman yang masuk ke dalam saluran napas yang memenuhi kadar infeksius.


“Kualitas udara yang memengaruhi saluran napas yaitu kadar debu yang dikenal particulate matter bisa masuk ke saluran napas besar dan itu dikenal debu respirable yang bisa masuk ke saluran napas kecil semakin banyak debu respirable yang masuk akan memengaruhi suasana disaluran napas sehingga bisa terjadi perubahan pola kuman berpotensi menjadi ISPA,” katanya.




Pencegahan ISPA menurutnya dapat dilakukan dengan menggunakan masker saat akan bepergian atau kegiatan di luar ruangan, ia juga mengatakan ISPA dapat diobati.


“ISPA bisa diobati yaitu bergantung penyebab bila penyebab virus kita kuatkan daya tahan tubuh dengan vitamin dan istirahat yang cukup jika penyebabnya bakteri kita berikan antibiotik,” ujarnya.


“RESPIRE” merupakan kolaborasi lintas program penelitian dan platform yang didukung oleh lintas negara seperti Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia, Malaysia, Pakistan, dan Sri Lanka.


Program ini berasal dari Unit Penelitian Kesehatan Global NIHR tentang Kesehatan Pernapasan (RESPIRE) dan bertujuan untuk memberikan kebijakan dan intervensi klinis yang murah dan terukur untuk mengurangi penyakit pernapasan dan kematian di Asia.


Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat

Raden Vini Adiani Dewi





Berita Lain

Close
Close