Skip to content

Berita

Pertemuan Review Pelaksanaan Suplementasi TTD Rematri untuk Prevalensi Penurunan Stunting di Jabar

Congue iure curabitur incididunt consequat
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana menghadiri Pertemuan Tahunan Review Pelaksanaan Program Suplementasi TTD Rematri Tahun 2022 di Provinsi Jawa Barat secara virtual melalui Zoom Meetings, Senin (16/1/2023).

Pertemuan ini dilakukan sebagai salah satu upaya prevalensi penurunan stunting di Jawa Barat.

Adapun tujuan pertemuan ini adalah untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan program TTD rematri, praktik baik, kesenjangan dan tantangan dalam pelaksanaan program di tingkat sekolah, puskesmas, kabupaten dan kota teridentifikasi, disampaikan dalam pertemuan untuk didiskusikan dengan semua peserta, mengikuti kegiatan kunjungan lapangan ke sekolah terpilih untuk melihat pelaksanaan dan capaian serta diskusi kemungkinan adaptasi praktik baik terlaksana dan menyusun rencana aksi perbaikan dalam meningkatkan cakupan konsumsi suplementasi TTD rematri di Provinsi Jawa Barat.

Menurut Plt. Kadinkes Nina, rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024 menyebutkan bahwa upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing dilakukan melalui strategi dan kebijakan peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, salah satunya melalui usaha kesehatan sekolah/ madrasah (UKS/M). UKS/M menjangkau anak usia prasekolah dan anak usia sekolah, serta remaja yang ada di satuan pendidikan.

“Memperhatikan masalah kesehatan pada anak usia sekolah dan remaja sangat penting sebab keadaan kesehatan anak sekolah akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Selain itu, pendidikan kesehatan melalui anak sekolah sangat efektif untuk merubah perilaku dan kebiasaan hidup sehat karena anak usia sekolah sangat peka untuk mulai menanamkan pengertian dan kebiasaan hidup sehat,” katanya.

Saat ini, anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita, remaja, ibu hamil sampai usia lanjut. Berdasarkan Riskesdas 2013, 18,4% remaja putri dan wanita usia subur (15-24 tahun) di Indonesia mengalami anemia.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Untuk menanggulangi anemia melalui pendidikan gizi berupa promosi gizi seimbang, fortifikasi pangan, dan suplementasi tablet tambah darah (TTD). Suplementasi TTD dengan minum TTD 1 tablet per minggu sepanjang tahun bagi remaja putri usia 12-18 tahun yang berada di jenjang pendidikan smp/sederajat dan sma/sederajat. Walaupun pemberian TTD pada remaja putri sudah dilaksanakan, prevalensi anemia masih cukup tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah kurangnyà kepatuhan remaja putri dalam mengonsumsi TTD.
“Semoga kegiatan ini dapat meningkatkan komitmen bagi seluruh instansi yang hadir untuk mendukung program percepatan penurunan stunting, dimana salah satunya melalui pencegahan anemia pada remaja putri yang berfokus pada pendidikan gizi dan suplementasi tablet tambah darah (TTD),” tutupnya.

Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat

dr. R. Nina Susana Dewi, Sp.PK(K)., M.Kes., MMRS

Berita Lain

Close
Close