Skip to content

Artikel

Kualitas Udara yang Buruk Dapat Sebabkan ISPA, Ini Cara Mencegahnya

Congue iure curabitur incididunt consequat

KOTA BANDUNG--- Ramainya tren polusi udara khususnya di Ibu Kota, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjadi ramai disorot, apalagi sudah terjadi beberapa kasus ISPA di Jakarta. Cara mencegah ISPA ini menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan.

Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA adalah infeksi yang menyerang saluran pernapasan, baik saluran atas maupun bawah.

Kondisi ini dapat terjadi pada beberapa organ pernapasan seperti sinus, faring, laring hingga hidung.  

ISPA adalah salah satu penyakit menular dan rentan mengenai anak-anak, di mana imunitas mereka memang masih dalam perkembangan.

Selain itu, kondisi ini juga banyak terjadi pada lansia, yang biasanya telah mengalami penurunan kekebalan tubuh.

Dokter Spesialis Paru RSUD Al Ihsan Jawa Barat, Widi mengatakan pencegahan ISPA saat kualitas udara yang buruk yaitu menggunakan masker saat akan bepergian atau kegiatan di luar ruangan. Ia juga mengatakan ISPA dapat diobati.

“ISPA bisa diobati yaitu bergantung penyebab bila penyebab virus kita kuatkan daya tahan tubuh dengan vitamin dan istirahat yang cukup jika penyebabnya bakteri kita berikan antibiotik,” katanya saat diwawancara beberapa waktu lalu.

Seseorang bisa terkena ISPA menurutnya, saat daya tahan tubuh di saluran napas menurun atau jumlah kuman yang masuk kedalam saluran napas yang memenuhi kadar infeksius. Kualitas udara juga berpengaruh besar terhadap ISPA.

Menurut Dokter Widi, kualitas udara yang memengaruhi saluran napas yaitu kadar debu yang dikenal particulate matter (PM), PM < 10 bisa masuk ke saluran napas besar dan PM 2.5 itu dikenal debu respirable yang bisa masuk ke saluran napas kecil semakin banyak debu respirable yang masuk akan memengaruhi suasana disaluran napas sehingga bisa terjadi perubahan pola kuman berpotensi menjadi ISPA.

“Dampak kualitas udara yang buruk dapat membuat asma menjadi tidak terkontrol, polusi udara juga sebagai faktor risiko penyakit saluran napas kronik seperti PPOK dan kanker paru,” ujarnya.

ISPA juga menurutnya sering kali menyebabkan seseorang yang memiliki asma akan menjadi serangan asmanya meningkat. ISPA yang tidak tertangani bisa berpotensi menjadi pneumonia atau dikenal infeksi paru.

Beberapa orang dengan beberapa kondisi tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya ISPA, di antaranya:

  • Orang yang memiliki sistem kekebalan lemah, terutama anak-anak
  • Bayi yang berada di tempat ramai
  • Pengidap penyakit paru obstruktif kronik, asma dan gagal jantung
  • Orang yang memiliki sistem imun rendah seperti pengidap HIV/AIDS, leukemia atau pasca transplantasi organ
  • Anak yang dari lahir memiliki riwayat penyakit jantung bawaan atau paru-paru

 

Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat

Raden Vini Adiani Dewi

 

Artikel Lain

Close
Close