
Bandung, 11 Juni 2025 - Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Kesehatan menargetkan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) hingga mencapai 5 persen.
Target ini disampaikan dalam kegiatan Kick Off Intervensi Pencegahan dan Penurunan Kematian Ibu dan Bayi yang digelar di RSUP dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung pada Selasa, 10 Juni 2025.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyebutkan bahwa Jawa Barat masih menyumbang sekitar 17 persen dari total angka kematian ibu secara nasional, yakni sekitar 800 dari 4.700 kasus, sementara angka kematian bayi secara nasional mencapai 34.000 kasus per tahun.
“Target kita adalah menurunkan seluruh angka kematian ibu dan bayi hingga mencapai 5 persen. Ini menjadi prioritas pembangunan sumber daya manusia Jawa Barat tahun ini,” ujar Gubernur.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan Pemda Provinsi Jawa Barat untuk menurunkan AKI dan AKB adalah melalui kegiatan Rapat Koordinasi Gawe Rancage, yang menjadi forum strategis antara pemerintah provinsi dan pemerintah daerah dalam menangani berbagai isu sosial, salah satunya adalah penurunan angka kematian ibu dan bayi serta penurunan stunting.
Pentingnya keterlibatan kepala desa dan lurah dalam mengawal program pencegahan kematian ibu dan bayi, karena banyak persoalan bermula dari wilayah desa. Gawe Rancage difokuskan pada enam isu prioritas, salah satunya adalah menurunkan AKI, AKB dan stunting
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dr. Vini Adiani Dewi, M.M.R.S, menyatakan kesiapan pihaknya dalam menjalankan arahan Gubernur melalui penguatan sistem kesehatan dari hulu hingga hilir.
“Kami akan mengawali kegiatan pengampuan tiga kabupaten penyumbang tertinggi kematian ibu dan bayi yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung melalui penguatan sistem rujukan terintegrasi, peningkatan kompetensi tenaga kesehatan terutama bidan desa, serta optimalisasi pemanfaatan data dan teknologi untuk deteksi dini risiko kematian ibu dan bayi,” ujar dr. Vini.
Ia juga menekankan pentingnya pendekatan promotif dan preventif, melalui edukasi ibu hamil, peningkatan cakupan kunjungan kehamilan, serta penanganan gizi ibu dan balita.
“Kami memperkuat kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota, rumah sakit, dan organisasi profesi untuk memastikan tidak ada ibu dan bayi yang tertinggal dari layanan kesehatan,” tegasnya.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin yang turut hadir dalam acara tersebut, sebagai bentuk dukungan, Kementerian Kesehatan bersama Pemprov Jabar akan meluncurkan proyek percontohan penanganan AKI dan AKB di tiga daerah: Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Garut.
Program ini akan melibatkan sinergi antara rumah sakit, puskesmas, klinik, dan bidan desa, dan akan dievaluasi dalam tiga bulan untuk direplikasi ke wilayah lain.
Gubernur menutup pernyataannya dengan menekankan pentingnya pembangunan kualitas manusia sejak dini, dimulai dari kondisi ibu dan anak yang sehat secara fisik dan mental, sesuai dengan filosofi Sunda:
“Cageur pikirana, cageur haténa.”
Dengan sinergi dan komitmen dari seluruh elemen, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat terus menghadirkan layanan kesehatan yang merata, inklusif, dan berkelanjutan, demi terwujudnya generasi Jabar yang sehat, cerdas, dan tangguh.
Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat
dr. Raden Vini Adiani Dewi, M.M.R.S
Penulis: Yuni Lestari