Skip to content

Berita

Dinkes Jabar bersama Pemkab Garut Akan Laksanakan Vaksinasi Difteri Secara Massal

Congue iure curabitur incididunt consequat

Pemerintah Kabupaten Garut telah menetapkan kasus difteri di wilayahnya sebagai kejadian luar biasa (KLB). Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan Jawa Barat, hingga hari ini data kasus difteri di Kabupaten Garut terdapat 7 kasus positif, 4 kasus suspek difteri dan yang berkontak erat masih menunggu hasil laboratorium dan belum keluar hasilnya sebanyak 32 sampel.

Menanggapi hal tersebut, Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut melakukan tindakan gerak cepat berupa pelaksanaan vaksinasi difteri secara massal di minggu depan.

Menurut Plt. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat R. Nina Susana Dewi, vaksinasi difteri akan dilakukan di Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut. Wilayah di mana terjadinya beberapa kasus difteri yang menyebabkan kematian.

“Sesuai sasaran, sudah dihitung satu kecamatan itu terdapat anak usia 2 bulan hingga 15 tahun. Dosis vaksin akan diberikan sebanyak 10.773,” katanya pada Kamis (23/2/2023).

Menurutnya, Dinkes Jabar Dinkes jabar telah melakukan pendampingan penanggulangan KLB ini dari awal yakni dengan turun ke lapangan melakukan PE (penyelidikan epidemiologi) bersama Dinkes Kabupaten Garut, Kemenkes dan WHO. Selain itu juga telah mengirimkan media KIE tentang difteri, media amis (untuk pemgambilan sampel) dan mengirimkan anti difteri serum (ADS) dan telah berkoordiansi dengan Tim Komli untuk penanganan KLB.

Sementara itu, menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Ryan B. Ristandi, Pemicu kasus difteri di Jawa Barat yakni di Desa Sangkanhurip Kabupaten Garut, sangat berhubungan denga status imunisasi difteri yang rendah di tiga tahun terakhir.

“Jika melihat cakupan se-Jawa Barat, imunisasi dasar lengkap mencapai target 2022 yakni 101%, namun jika dilihat data per Kabupaten/ Kota, tidak semua mencapai target,” katanya.

Namun, menurutnya, Kabupaten Garut secara wilayah justru mencapai target, tapi jika dilihat data per desa dan kecamatan, tidak semua mencapai target. Hal tersebut salah satunya diakibatkan oleh pandemi Covid-19 dan warga sekitar yang memilih untuk tidak melakukan vaksinasi.

Tujuan dilaksanakannya vaksinasi difteri massal ini salah satunya adalah untuk meningkatan cakupan imunisasi di Jawa Barat sehingga bisa mencapai cakupan tinggi dan merata.

Dinkes Jabar bersama Kemenkes RI, WHO dan Pemkab Garut melakukan persiapan Outbreak Respon Imunisasi (ORI).

“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk memberikan hak anak-anak kita untuk mendapatkan imunisasi swcara lengkap baik IDL, Imuniasasi Baduta, Imunisasi Bias,” pungkasnya.

Lebih lanjut, menurut Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Dewi Ambarwati mengatakan, di Jawa Barat, kasus difteri tahun 2022 terdapat 142 suspek difteri dengan kematian 15 kasus dan 32 kasus di antaranya terkonfimasi positif dan ada di 11 Kabupaten/ Kota yakni Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Garut, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur, Kota Bogor, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Bandung, Kabupaten Majalengka, Kota Sukabumi, Kota Cirebon, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Bandung Barat.

“Tahun 2023 per bulan Januari, terdapat 11 kasus suspek difteri di Kab.Cianjur, Kab Tasik, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bogor dan Kota Sukabumi,” pungkasnya.

Pemkab Garut telah menetapkan KLB difteri di wilayahnya hingga November 2023, dalam hal ini, Dinkes Jabar melalui Bidang P2P dan Tim Surveilans dan Imunisasi akan melakukan pendampingan baik dari segi logistik vaksin maupun logistik pendukung vaksin.

 

Plt. Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat

R. Nina Susana Dewi

 

Berita Lain

Close
Close