Skip to content

Berita

Kajian Faskes dalam Mendukung AKB Sudah Difinalisasi

Congue iure curabitur incididunt consequat
Dinas Kesehatan Jawa Barat melaksanakan Pertemuan Finalisasi Draft Hasil Kajian Fasilitas Kesehatan dalam Mendukung Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Ruang Amarthapura, El Hotel Royale, Kota Bandung, Senin (5/12/2022).

“Sebagai tindak lanjut FGD  yang telah kita dilaksanakan di Dinas Kesehatan sebanyak 10  kali di 5 angkatan, pada kesempatan ini merupakan finalisasi terhadap kajian fasyankes yang kita dapatkan, semoga pada kesempatan ini mendapatkan masukan -masukan lagi dari bapak ibu sehingga kajian terhadap fasilitas pelayanan kesehatan di Jawa Barat dengan hasil yang  yang memuaskan  dan seperti yang kita harapkan sebagai  perencanaan pembangunan kesehatan di Jawa Barat,” kata Plt. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana.

Menurutnya, dalam masa adaptasi kebiasaan baru, seluruh fasilitas pelayanan kesehatan termasuk klinik harus mempersiapkan sumber daya yang dimiliki. Standar prosedur operasional (SPO) yang dilaksanakan harus disesuaikan dengan memperhatikan keselamatan tenaga kesehatan dan masyarakat penerima pelayanan agar terhindar dari penularan Covid-19. 

“Masa adaptasi kebiasaan baru diartikan sebagai perubahan perilaku bagi fasilitas pelayanan kesehatan, baik rumah sakit, laboratorium, puskesmas maupun klinik pratama untuk tetap menjalankan aktivitas normal dan berkualitas. Pelayanan kesehatan sebagai sektor yang paling terdampak oleh situasi pandemi ini juga harus bersiap untuk menghadapi adaptasi kebiasaan baru,” tambahnya.

Peran fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) tingkat pertama (puskesmas dan klinik pratama) menjadi menurutnya sangat penting. 

Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan garda terdepan pelayanan promotif dan preventif tanpa melupakan kuratif dan rehabilitatif dalam memutus mata rantai penularan Covid-19.

“Peran puskesmas sangat penting dalam mewujudkan kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dalam mengubah perilaku dan lingkungan yang sejalan dengan teori h.l blum, yakni masyarakat didorong untuk memiliki perilaku hidup sehat yang memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat serta hidup dalam lingkungan sehat,” lanjutnya.

Demikian juga menurutnya peran laboratorium kesehatan menjadi sangat penting dalam sistem kewaspadaan dini dan respon, termasuk dalam masa pandemi Covid-19. 

Surveilan penyakit potensial kejadian luar biasa (KLB)/ wabah merupakan kegiatan yang sistematis mulai dari pengumpulan, analisis, interpretasi data kasus penyakit potensial. 

KLB menjadi suatu informasi yang berguna, digunakan sebgai dasar untuk menentukan prioritas kegiatan (seperti perencanaan, implementasi, evaluasi, pemantauan, pencegahan, pengendalian, maupun kewaspadaan dini) sehingga penyakit potensial KLB tersebut dapat dikendalikan dan tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat.  

Diagnosis  yang  cepat  dan  tepat  sangat  dibutuhkan  pada  kasus-kasus penyakit infeksi agar penganggulangannya dapat diberikan dengan cepat dan tepat serta dapat mencegah terjadinya penularan. Untuk itu diperlukan laboratorium kesehatan yang dapat menghasilkan diagnosis bermutu  dengan  hasil  yang  cepat.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat

dr. R. Nina Susana Dewi, Sp.PK(K)., M.Kes., MMRS

Berita Lain

Close
Close