Plt. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina
Susana Dewi didampingi Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Juanita Paticia
menghadiri Workshop 2 Penguatan Manajemen Terpadu dan Rantai Pasok Kapsul
Vitamin A di kota Bandung, Jumat (3/3/2023).
Kekurangan vitamin A masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat pada balita usia 6-59 bulan di Indonesia. Berdasarkan
laporan Riskesdas tahun 2018, sekitar 82,3% anak usia 6-59 bulan menerima
setidaknya satu dosis kapsul vitamin A dan cakupan suplementasi vitamin A dua
dosis untuk anak usia 6-59 bulan adalah 53,3%. Sedangkan di Jawa
Barat, proporsi pemberian kapsul vitamin A dalam 12 bulan terakhir pada anak
umur 6-59 bulan sesuai standar sebanyak 57.83%.
“Oleh karena itu, perlu peningkatkan
kapasitas petugas program gizi dan petugas farmasi di Puskesmas, Kabupaten/Kota
dalam pengelolaan program suplementasi vitamin A dan rantai pasok,” kata Plt.
Kadinkes Nina.
Menurutnya, jaminan mutu kapsul vitamin A
di sepanjang rantai pasoknya sangat penting untuk menjaga dan menjamin mutu
kapsul vitamin A yang pada gilirannya menentukan keamanan dan kemanjuran kapsul
vitamin A bagi pengguna akhir.
Pada berbagai upaya pelayanan kesehatan,
komoditas gizi merupakan salah satu unsur penting. Selain itu, dalam upaya
meningkatkan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan sangat diperlukan
optimalisasi pemanfaatan dana, efektivitas penggunaan serta pengendalian
persediaan dan pendistribusian darl instalasi farmasi Kabupaten/Kota ke unit
pelayanan kesehatan.
Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi serta kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Dalam rencana strategis, salah satu
prioritas pembangunan kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat dengan
meningkatnya pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta, terutama
penguatan pelayanan kesehatan dasar (primary
health care).
Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat
R. Nina Susana Dewi