Skip to content

Berita

Waspada dan Cegah Hepatitis Akut

Congue iure curabitur incididunt consequat

Penyakit hepatitis akut misterius yang pertama kali ditemukan di Inggris pada awal April lalu sudah masuk ke Indonesia dengan total 15 kasus ditemukan. Meski belum ditemukan di Jawa Barat, penyakit ini perlu dicegah agar tidak menimbulkan kasus yang lebih banyak.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Barat DR. Ir. Hj. Dewi Sartika M.Si., mengatakan pencegahan hepatitis dapat dilakukan dengan memberdayakan hidup sehat melalui Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat). Hal tersebut dikatakannya dalam Podcast Promkes SiOces Dinkes Jabar yang disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Promkes Jabar Jumat (13/5/2022).     

 “Gerakan masyarakat untuk hidup sehat merupakan tindakan sistematis, trencana, terukur dan dapat meningkatkan kualitas hidup. Dimulai dari pribadi masing-masing dengan mengajak keluarga, bersama-sama membentuk keprpibadian yang memandang kesehatan sebagai kebutuhan bersama,” katanya.

Selanjutnya ia mengatakan tujuan Germas harus jadi kebutuhan yang diikuti seluruh elemen masyarakat dengan menerapkan aktivitas fisik rutin, makan sayur dan buah, menjauhi alkohol, deteksi dini dengan cek rutin, menjaga kebersihan lingkungan, serta mengelola stress

Aktivitas fisik, makan sayur buah, menjauhi alcohol, deteksi dini cek rutin, menjaga kebersihan lingkungan, fasilitas jamban sehat, mengelola stress.

Sementara itu di kegiatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat dr. Nina Susana Dewi, Sp.PK(K)., M.Kes., mengatakan hepatitis akut misterius yang belum diketahui penyebabnya ini merupakan penyakit yang menyerang hati dan mengancam anak 1 bulan hingga 16 tahun.

“Sampai saat ini belum ditemukan penyebab pastinya karena masih dalam penelitian. Namun bisa dipastikan penyebabnya bukan dari virus hepatitis yang kita kenal. Bukan karena virus hepatisis a,b,c,d, atau e. Namun menurut WHO, 78% kasus disebabkan adenovirus. Jadi hipotesa sementaranya seperti itu,” kata Kadinkes Nina.

Penyakit yang sudah ditentukan oleh WHO sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) ini kata Kadinkes Nina sudah menyebar di 12 negara dengan dugaan pasien yang sudah terkena sejumlah 169.

Di antara hal yang dapat dilakukan untuk tindak pencegahan menurut Kadinkes Nina adalah dengan tidak panik namun tetap waspada dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta tidak meremehkan apabila ada gejala yang mirip dengan gejala hepatitis.

“Adenovirus umumnya di sistem pencernaan, , mual, muntah, nyeri perut diare mata kuning, air seni gelap seperti teh, feses putih pucat. Kalau terus menerus menghilangkan kesadaran bahkan bisa meninggal. Pencegahannya yaitu dengan tetap 3M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak), hindari memakan makanan & minuman yang tercemar. Pilih yang dimasak matang, bersih, tertutup. Alat makan sendiri dan tidak bersama. Apabila ada gejala-gejala tadi anak dibawa ke fasilitas kesehatan lalu dilakukan pemeriksaan fisik di sana,” tambahnya

Dinas Kesehatan Jawa Barat menurutunya telah melakukan koordinasi dengan banyak pihak di bidang kesehatan seperti IDI dan IDAI serta 27 kabupaten/ kota di Jawa Barat untuk membahas rencana penanggulangan bersama penyakit hepatitis akut.

 “Penyakt ini akan diupayakan untuk masuk ke BPJS,” tutupnya

Mari bersama mencegah dan waspada penularan hepatitis akut berat di Jawa Barat!

Berita Lain

Close
Close