Sistem e-katalog menjadi sorotan dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2015 di Batam. Banyak peserta rapat yang bergerak di bidang kesehatan mengeluhkan sistem tersebut karena sejumlah kekurangannya.
e-Katalog adalah sistem yang dikenalkan oleh pemerintah untuk digunakan pihak rumah sakit ataupun puskesmas memesan obat atau alat kesehatan. Sistem ini dibuat untuk menghindari tender yang rawan bermasalah korupsi.
Namun pada praktiknya, e-katalog memicu masalah baru seperti yang diutarakan para peserta rapat. Obat atau alat yang dipesan di katalog terbatas pilihannya, sampai berbulan-bulan setelah pemesanan, dan kualitasnya pun rendah.
"Kita jadi dipaksa beli harga murah tapi kualitasnya rendah," ujar salah satu peserta dari pihak rumah sakit kepada Kementerian Kesehatan di Balai Pelatihan Kesehatan Batam, Kepulauan Riau.
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Profesor dr Akmal Taher, SpU(K), menjawab hal tersebut dan mengatakan bahwa e-katalog saat ini hanya sebagai alternatif.
Ia mengakui bahwa tidak semua merek terdaftar saat ini didalam e-katalog. Pihak rumah sakit yang ingin menggunakan alat merk tertentu dipersilakan untuk menggunakan alat lain namun harus sesuai prosedur.
"Kita kan belum ada paksaan pakai e-planning itu. Waktu dibuka yang daftar ke pusat waktu itu hanya pabrik itu. Boleh pakai alat lain asal pengadaannya benar," ungkap Akmal.
"Jadi ini hanya alternatif yang disarankan, tapi nanti semua akan diarahkan pakai e-planning," pungkasnya.
Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke -51 Tahun 2015 mengusung tema "Generasi Cinta Sehat Siap Membangun Negeri" ...Selengkapnya...
\n Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan meningkatkan biaya pencegahan penyakit dan promosi
\n ...Selengkapnya...
\n Kepala Bidang Pembinaan Kesehatan Masyarakat (Binkesmas)
\n ...Selengkapnya...
\n Seminar Clinic Expo dan Tourism 2015
...Selengkapnya...
\n Kepala Dinas Kesehatan Jabar dr. Alma Lucyati
\n ...Selengkapnya...